Morgan Robertson (
30 September 1861 -
24 Maret 1915) adalah
pengarang cerita pendek dan
novel terkenal
Amerika Serikat, dan kemungkinan
penemu periskop.
Kini ia terkenal karena novel fiktif pendeknya
Futility, terbit pertama kali pada
1898. Cerita ini menonjolkan
kapal besar dari
Britania Raya bernama
Titan, yang diharapkan tak tenggalam sehingga tak membawa cukup sekoci. Pada perjalanan di bulan April,
Titan menabrak
gunung es dan tenggelam di
Atlantik Utara dengan hilangnya hampir tiap orang di kapal.
Kemiripan antara tenggelamnya kapal fiktif
Titan dan tenggelamnya kapal betulan
RMS Titanic pada
1912 menarik perhatian kini meski ada beberapa perbedaan signifikan: sebagai contoh,
Titan terbalik dan tenggelam hampir bersamaan, dan
Titan berada pada perjalanan kembali ke-3
dari New York, bukan pelayaran perdananya
ke New York. Setelah musibah Titanic, Robertson menerbitkan kembali novel itu sebagai
Futility, or the Wreck of the Titan dengan ukuran kapal yang ditambah dari awalnya 45.000 ton ke 75.000 ton, mendekati 66,000 ton pada
Titanic.
Pada
1905 buku Robertson
The Submarine Destroyer diluncurkan, yang menggambarkan
kapal selam yang menggunakan alat yang disebut
periskop. Saat cerita ini diterbitkan pertama kali, para pejabat di
Holland Submarine Company dikirim k Robertson dan menanyainya apakah ia menganggap gagasan periskop praktis. Sebagai tanggapannya, Robertson menunjukkan pada pejabat itu model yang dinyatakannya telah di
patenkan. Pejabat perusahaan itu begitu terkesan sehingga mereka membeli penemuan itu $50,000.
Pada
1914 (dalam sebuah jilid juga memuat versi
Futility yang baru) Robertson memasukkan CerPen berjudul
Beyond the Spectrum, yang menggambarkan perang masa depan antara
Amerika Serikat dan
Jepang, masalah terkenal masa itu. Seoerti
The Wreck of the Titan,
Beyond the Spectrum melahirkan sejumlah kemiripan dengan peristiwa di masa depannya. Jepang tak menyatakan perang namun malah meluncurkan serangan diam-diam atas kapal AS dalam perjalanan ke Filipina dan Hawaii; armada serangan yang akan melakukan serangan mendadak ke San Francisco dihentikan oleh pahlawan yang menggunakan senjata dari kapal Jepang yang tertangkap. Judul itu merujuk pada sinar pencari
ultraviolet yang digunakan oleh orang Jepang (namun ditemukan orang AS) untuk membutakan para kru AS. Beberapa pembaca telah membandingkan efek sinar pencari itu (kebutaan, panas tinggi, dan kebakaran muka) pada efek
bom atom. Meski pernyataan ini bertentangan, pesawat tak berperan dalam CerPen 1914 itu, maupun AS tak menggunakan "bom matahari" atas Jepang, kecuali untuk serangan diam-diam (yang tiap orang dengan pengetahuan tak sempurna atas
sejarah militer Jepang bisa memperkirakan), kemiripan novel itu pada
serangan Pearl Harbor begitu jauh. Jika begitu, CerPen itu melahirkan kemiripan pada bencana yang dialami Jepang dalam
Pertempuran Midway dan proyek Jepang selama PD II untuk membangun "sinar kematian" (ku-go) atau "sinar buta" (ki-go).
Pada
24 Maret 1915, Robertson ditemukan di ruangannya di Alamac Hotel di
Atlantic City, New Jersey. Ia berusia 53 tahun. Dipercaya ia meninggal akibat overdosis
protiodida.